Warta1.id – Proyek peningkatan saluran drainase di kawasan Dempel, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, yang dibiayai dari APBD Tahun Anggaran 2025, menuai sorotan. Pekerjaan yang dikerjakan CV. AL A’LA dengan nilai kontrak Rp8,38 miliar itu ditemukan tanpa papan informasi serta diduga tidak memenuhi standar teknis, Selasa (30/9).
Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Semarang, proyek ini memiliki pagu anggaran Rp11.783.875.000 dengan HPS Rp11.487.535.000. Namun nilai kontrak terkoreksi hanya Rp8.386.376.521,51, sehingga terdapat selisih sekitar Rp3,39 miliar atau hampir 30 persen dari pagu anggaran.
Pantauan di lapangan menunjukkan pemasangan saluran beton pracetak (UDitch) dilakukan langsung di genangan air setinggi paha orang dewasa tanpa lantai kerja (lantai dasar beton), melainkan hanya diberi beberapa batu sebagai tatakan. Cara ini dinilai berisiko terhadap kestabilan konstruksi dan berpotensi mengurangi kualitas pekerjaan.
“Wah nggak tahu, Mas. Itu pekerjaan pemerintah. Kita warga cuma berharap bisa mengatasi banjir dan genangan,” kata Jo, warga Dempel, saat ditemui di lokasi proyek.
Ketiadaan papan informasi proyek juga menjadi sorotan. Padahal, sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, setiap kegiatan pembangunan yang dibiayai negara wajib dilengkapi papan informasi agar masyarakat mengetahui detail proyek.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang maupun CV. AL A’LA belum memberikan klarifikasi. Redaksi akan mengajukan permintaan keterangan resmi kepada pihak terkait, termasuk dorongan audit teknis oleh Inspektorat Kota Semarang, guna memastikan proyek drainase ini sesuai spesifikasi serta benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
