Narasi Overlay: Senjata Baru di Era Digital yang Mengaburkan Fakta!

  • Bagikan

Warta1.idWaspada! Jangan langsung percaya dengan video yang viral disertai narasi dramatis. Bisa jadi, kamu baru saja termakan manipulasi gaya baru: narasi overlay. Tren ini meledak di TikTok, Instagram, dan YouTube dan diam-diam mulai membentuk cara berpikir masyarakat, bahkan mengancam akal sehat publik.

Video santai orang lewat bisa tiba-tiba diubah menjadi “kisah pilu mantan narapidana yang tobat.” Potongan CCTV diberi narasi “wanita selingkuh ketahuan suami.” Tanpa konfirmasi, tanpa fakta yang penting viral.

Inilah bahaya narasi overlay: konten visual dipadukan dengan cerita karangan, seolah-olah itu kenyataan. Dan yang lebih gila lagi banyak orang percaya!

Baca Juga :  Pentingnya Karya Jurnalis bagi Wartawan

Banyak yang menganggap ini cuma “konten lucu” atau “cerita dramatis.” Tapi kalau kamu adalah orang yang wajahnya digunakan tanpa izin, bagaimana rasanya difitnah jutaan orang tanpa bisa membela diri?

Narasi overlay bukan lagi sekadar hiburan. Ini bisa jadi alat pembunuh karakter, penyebar hoaks, bahkan pemicu persekusi.

Sudah banyak kasus orang yang wajahnya tersebar viral dengan narasi palsu lalu diburu warganet, dihina, bahkan diancam. Hanya karena satu video, satu narasi palsu, hidup seseorang bisa hancur.

Baca Juga :  Peran Karya Jurnalis dalam Menyajikan Informasi kepada Publik

Lebih parah lagi, narasi-narasi ini sering digunakan untuk menggiring opini publik, menyudutkan kelompok tertentu, atau menyebarkan kebencian secara terselubung.

Kenapa ini bisa terjadi? Karena kita terlalu mudah percaya, terlalu malas klarifikasi. Emosi lebih penting dari fakta. Viral lebih penting dari benar.

Inilah wajah masyarakat pasca-kebenaran. Ketika likes, views, dan shares jadi tolak ukur segalanya termasuk kebenaran.

Sudah waktunya publik, kreator, dan platform digital introspeksi:

Kreator: Jangan berlindung di balik “cuma buat lucu.” Kalau kontenmu menyakiti orang lain, itu bukan kreativitas itu kejahatan!

Baca Juga :  Acara Anniversary Mr Yudi Nampak Mewah dan Berkelas Dengan Nuansa Biru Muda di Resto Alam Indah Semarang

Platform: Jangan hanya kejar traffic. Konten manipulatif harus diberi label, dibatasi, atau diblokir.

Publik: Jangan jadi konsumen pasif. Tahan jempolmu, tabayun sebelum sebar. Jangan jadi bagian dari mesin fitnah massal.

Narasi overlay adalah cermin: betapa mudahnya masyarakat terpengaruh oleh emosi dan fiksi, sambil menyingkirkan logika dan etika. Jika kita tidak mulai bersikap kritis sekarang, maka kita bukan hanya korban tapi juga pelaku perusakan akal sehat bersama.

Pertanyaannya: kamu mau jadi penonton yang tersesat, atau jadi warga digital yang sadar?

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *