Warta1.id — Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bersama Ibu Negara Iriana menghadiri acara Reuni ke-45 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980 yang digelar di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, Yogyakarta.
Acara tersebut menjadi momen penting di tengah polemik publik terkait dugaan ijazah palsu yang ditujukan kepada Jokowi. Para rekan seangkatan yang hadir secara tegas menyatakan bahwa Jokowi adalah mahasiswa aktif dan sah di Fakultas Kehutanan UGM, angkatan 1980.
Berdasarkan data resmi dari situs UGM, Jokowi tercatat sebagai mahasiswa dengan nomor induk 80/34416/KT/1681, mulai kuliah sejak 1980 dan lulus pada 5 November 1985.
Dalam reuni yang dihadiri 67 dari total 88 alumni angkatan 1980 dengan 17 di antaranya telah meninggal dunia—dukungan terhadap keaslian ijazah Jokowi disampaikan oleh sejumlah alumni yang menjadi saksi hidup masa perkuliahan.
“Pasti asli. Gimana nggak pasti wong teman-temannya masih ada, saksi hidup,” kata Mustoha Iskandar, salah satu peserta reuni yang menyelesaikan studi pada 1986, dikutip dari TribunJogja. Meski mengaku tidak pernah melihat langsung ijazah Jokowi, Mustoha menyatakan bahwa keberadaan para alumni adalah bukti kuat bahwa Jokowi memang menempuh studi di UGM.
Mustoha juga menyebut bahwa sejumlah alumni telah dimintai keterangan oleh pihak kepolisian, termasuk dirinya. “Kita sudah banyak, sudah puluhan di-BAP. Akan sidang sebagai saksi, termasuk saya,” tambahnya.
Pernyataan serupa diungkapkan oleh Heri Tribasuki, rekan satu angkatan Jokowi. “Asli, demi Allah, demi Allah itu asli. Saya saksi hidup,” ujarnya menegaskan.
Ketua angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM, Arief Hidayat, menyampaikan bahwa reuni dihadiri sebagian besar alumni yang masih hidup dan berada di Indonesia. “Ada yang nggak hadir karena memang jauh di Padang, punya usaha di sana. Tapi sebagian besar hadir,” jelasnya.
Nama Mulyono, yang sempat mencuat dalam polemik ini, juga hadir dalam acara tersebut. Ia membenarkan bahwa dirinya pernah satu kampus dan berinteraksi langsung dengan Jokowi.
“Yang jelas nama saya Mulyono, kalau Pak Jokowi kan saya tahunya Pak Joko Widodo. Pernah sama-sama kuliah, satu kampus, ngobrol gitu,” kata pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah itu. Ia menegaskan bahwa Jokowi merupakan mahasiswa unggulan yang mampu lulus lebih cepat karena prestasi akademik yang baik.
Totok Suripto, alumni yang datang langsung dari Samarinda, juga memberikan kesaksian serupa. Ia mengaku satu angkatan dan satu momen wisuda bersama Jokowi. “Nomor mahasiswa saya 1696, terus Pak Jokowi 1681. Saya juga pernah main ke rumahnya di Solo waktu kuliah,” ujarnya.
Totok bahkan menegaskan bahwa Jokowi bukan hanya lulus, tetapi memiliki IPK yang lebih tinggi darinya. “Saya IPK-nya 3,05 dan Pak Jokowi itu malah lebih besar dari saya,” ungkapnya.
Reuni ini tak hanya menjadi ajang nostalgia, tetapi juga momen solidaritas alumni dalam memberikan klarifikasi publik terhadap isu yang tengah berkembang.