Warta1.id — Perayaan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia yang seharusnya penuh kebanggaan justru diwarnai gelombang keresahan. Aksi demonstrasi mahasiswa dan elemen masyarakat di berbagai daerah menjadi penanda ketidakpuasan publik terhadap elite politik, khususnya para wakil rakyat di DPR.
Kekecewaan rakyat memuncak seiring maraknya aksi unjuk rasa di seluruh Nusantara. Massa menilai DPR telah melupakan amanah rakyat dan terlena dengan kemewahan serta jabatan, sehingga abai terhadap penderitaan masyarakat yang masih berjuang di tengah kesulitan ekonomi.
Aksi ini digerakkan oleh mahasiswa, aktivis, dan berbagai elemen masyarakat sipil. Ironisnya, sorotan utama justru mengarah kepada para anggota DPR. Namun, sejumlah mantan pejabat menunjukkan sikap berbeda dengan ikut menyuarakan aspirasi rakyat melalui media sosial, termasuk TikTok.
Gelombang demonstrasi berlangsung serentak pada Agustus 2025 di berbagai kota besar di Indonesia, bertepatan dengan momentum peringatan 80 tahun Kemerdekaan RI.
Menurut pengamat integritas publik, kondisi ini dipicu kesenjangan yang semakin lebar antara rakyat dan pemimpinnya. Rakyat merasa perjuangan mereka tidak dihiraukan, sementara para elite politik sibuk dengan kepentingan pribadi dan kelompok.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan rapuhnya integritas bangsa. Jika tidak segera direspons dengan langkah konkret, protes rakyat dapat berkembang menjadi krisis kepercayaan terhadap lembaga negara.
Pengamat menegaskan pentingnya pemerintah dan wakil rakyat segera melakukan introspeksi. Kemerdekaan yang diraih dengan pengorbanan para pahlawan harus dijaga dengan keberpihakan kepada rakyat. Hanya dengan itu, stabilitas sosial dan marwah kemerdekaan dapat dipertahankan.