Warta1.id – Star Syndrome adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa dirinya sangat spesial dan menganggap dirinya sebagai pusat perhatian.
Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang yang bertindak seolah-olah mereka adalah “bintang” atau sosok yang lebih unggul dari orang lain.
Meski bukan termasuk gangguan mental dalam kategori medis, Star Syndrome dapat berkaitan dengan gangguan kepribadian narsistik.
Jika tidak dikendalikan, kondisi ini bisa berdampak negatif pada hubungan sosial dan kesehatan mental individu yang mengalaminya.
Dulu, Star Syndrome lebih sering ditemukan di kalangan selebriti, mengingat mereka memiliki eksposur publik yang besar.
Namun, dengan berkembangnya media sosial, fenomena ini mulai meluas ke masyarakat umum.
Seseorang yang mendapatkan banyak pengikut, likes, atau komentar di media sosial bisa mengalami Star Syndrome.
Mereka mulai merasa lebih superior dan mendambakan validasi terus-menerus dari orang lain.
Perasaan ini dapat muncul terutama pada individu yang memiliki masa lalu tanpa apresiasi, rasa insecure yang tinggi, atau bahkan dendam terhadap seseorang yang pernah meremehkan mereka.
Orang yang mengalami Star Syndrome biasanya menunjukkan beberapa perilaku berikut:
– Merasa dirinya terkenal dan lebih unggul dibanding orang lain.
– Haus akan validasi dan pujian dari lingkungan sekitar.
– Memiliki kecenderungan mencari tempat atau barang mewah untuk mempertahankan citra eksklusifnya.
– Menganggap orang lain harus tunduk pada keinginannya.
– Ingin selalu dilayani dan dimanja.
– Hanya mau berinteraksi dengan orang yang dianggap sepadan dengannya.
– Sering memamerkan gaya hidup di media sosial secara berlebihan.
Jika dibiarkan tanpa kontrol, Star Syndrome dapat berdampak negatif, seperti:
1. Menjauhkan diri dari lingkungan sosial
Karena merasa lebih unggul, seseorang dengan Star Syndrome bisa kehilangan hubungan dengan teman atau keluarga.
2. Mudah merasa tersinggung
Kritik atau saran yang tidak sesuai dengan ekspektasi bisa dianggap sebagai serangan pribadi.
3. Mengalami tekanan mental
Ketergantungan pada validasi orang lain bisa membuat individu mudah stres ketika tidak mendapatkan perhatian yang diharapkan.
Star Syndrome bukanlah gangguan mental resmi, tetapi bisa berdampak serius jika tidak disadari dan dikendalikan.
Dengan semakin berkembangnya media sosial, siapa saja bisa terkena sindrom ini.
Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga keseimbangan dalam menggunakan media sosial dan tidak terlalu bergantung pada validasi eksternal untuk menilai harga diri.